Artikel

PKPT IPNU IPPNU SEBAGAI ORMAS DI DALAM NEGARA YANG DISEBUT KAMPUS

0

Kampus merupakan instrumen jenjang pendidikan formal tertinggi

Kampus sebagai tempat berkumpulnya para akademisi yang menjunjung realitas setiap hal. Mereka adalah yang disebut sebagai Mahasiswa, Dosen, dan para staff  akademik atau jajaran rektorat. Semua elemen itu berasal dari berbagai tempat yang tentu memiliki ciri khas kebudayaannya.

Berkumpul di satu tempat untuk mengejewantahkan problem-problem dalam masyarakat dengan kumpulan-kumpulan teori yang tersemat di buku-buku berdebu. Kampus atau perguruan tinggi menjunjung tinggi tiga pilar, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Ketiga pilar tersebut mencerminkan tujuan yang ingin dicapai oleh para akademisi untuk menjelaskan problem-problem yang ada di dalam masyarakat. Itu terlihat dari pilar ketiga, yaitu pengabdian, yang merupakan puncak atau finish dari kedua pilar sebelumnya.

Kampus sebagai replika masyarakat

Mahasiswa berlatih sebaik mungkin tentang sosial kemasyarakatan, bagaimana nanti terjun untuk melayani masyarakat di daerah masing-masing utamanya. Di sini mereka dituntut memahami satu sama lain meskipun budaya dan logat bahasanya berbeda-beda.

Dengan begitu mahasiswa akan mengenal dan memahami tentang cara menghadapi watak-watak yang ditemuinya di kampus.Salah satu jalan mahasiswa untuk mengenal dan belajar tentang kemasyarakatan adalah melalui organisasi.

Organisasi sebagai suatu wadah yang memiliki visi misi khusus. Mereka yang memilih untuk bergabung di dalamnya pasti memiliki tujuan tersendiri meskipun tetap sejalan dengan visi organisasi.

Setiap anggota memiliki kepentingannya masing-masing. Kampus memiliki organisasi resmi untuk mahasiswanya, yaitu BEM atau DEMA, SENAT atau SEMA, HMPS, UKM dan sejenisnya. Organisasi tersebut dicerminkan sebagai suatu susunan pemerintahan yang ada dalam satu negara.

Pemimpinnya disebut dengan Presiden Mahasiswa yang dipilih dalam Pemira atau Pemilihan Umum Raya. Posisi tersebut sangatlah penting untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam memobilisasi mahasiswa dan kepanjangan suara mahasiswa kepada pihak rektorat.

Baca Juga: Khidmah NU di Kancah Nasional

Mudahnya, jajaran pemerintahan mahasiswa tersebut sebagai wadah mahasiswa untuk berlatih sekaligus terjun ke dunia politik skala kecil.

Organisasi Ekstra Kampus

Sebagaimana adanya suatu pemerintahan republik, maka ada partai-partai politik sebagai jalan untuk mendapatkan jabatan tertinggi di setiap jenjang pemerintahan.

Partai-partai politik tersebut merupakan organisasi ekstra kampus. Organisasi tidak resmi dan tidak dinaungi oleh kampus, tetapi legal untuk beraktifitas di dalam kampus.

Organisasi yang selain sebagai wadah pembentukan bakat mahasiswa, juga sebagai jalan untuk terjun dalam kompetisi politik perebutan jabatan kampus. Diantaranya adalah PMII, HMI, KAMMI, IMM, dan sebagainya.

Mereka memiliki visi dan misi tersendiri dalam pendiriannya dan ada beberapa organisasi yang memang dinaungi oleh satu Ormas besar di Indonesia. Selain organisasi tersebut, yang arah geraknya dalam perpolitikan kampus, masih banyak organisasi ekstra kampus yang bergerak di luar politik kampus. Salah satunya adalah PKPT IPNU IPPNU.

PKPT IPNU IPPNU

PKPT IPNU IPPNU merupakan suatu organisasi di bawah naungan Ormas Nahdlatul Ulama yang bergerak di ranah keterpelajaran, kemasyarakatan, dan kekaderan. Sebagai organisasi yang dinaungi satu ormas, pasti PKPT sangat menjunjung tinggi nilai ideologi Nahdlatul Ulama.

Sebagai benteng perlindungan awal masyarakat Islam, terutama mahasiswa Nahdliyin dari berbagai teror pemahaman radikal yang merusak di kampus. Karena ranah gerak yang berbeda, dan sama sekali tidak terjun dalam kompetisi perpolitikan kampus, visi misi dan program yang di dalamnya lebih kepada pengembangan minat bakat mahasiswa serta melestarikan sosio-culture yang ada dalam Nahdlatul Ulama.

Dengan kata lain, PKPT merupakan elemen organisasi yang memiliki masa namun lebih fokus kepada ke terpelajarannya dengan pengembangan minat dan bakat mahasiswa, kemasyarakatannya dengan pengabdiannya kepada masyarakat atau bersentuhan langsung dengan masyarakat, dan ke kaderan sebagai pintu awal memasuki jenjang kaderisasi yang ada dalam Nahdlatul Ulama.

Jika kita mengibaratkan Kampus sebagai suatu negara, dan BEM, DEMA, Senat Mahasiswa, HMPS, dan lainnya sebagai jenjang jabatan pemerintahannya. PMII, HMI, KAMMI, IMM dan lainnya sebagai partai politik yang saling berkompetisi.

PKPT IPNU IPPNU sebagai Ormas di dalam negara yang disebut Kampus

Hal ini didukung fungsi, tujuan dan arah gerak PKPT yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun demikian tidak menghalangi anggota PKPT untuk berkompetisi dalam dunia perpolitikan kampus melalui jalan lain.

Semisal juga bergabung dengan organisasi pergerakan lain seperti PMII, HMI, IMM dan lain-lain. Yang terpenting tidak mengatasnamakan PKPT IPNU IPPNU. Sebagaimana khiththah NU yang tidak berkompetisi pada dunia politik prkatis, akan tetapi ada partai yang isinya orang-orang NU sebagaimana PKB.

Namun arah gerak yang berbeda tersebut tidak menghalangi anggota PKPT IPNU IPPNU untuk ikut terlibat dalam perpolitikan kampus. Bukan sebagai pelaku atau anggota politik, tapi yang mengisi lini-lini jabatan di tiap divisinya. Bisa juga pengamat politik yang ada di kampus dan sebagai penghimpun masa.

Posisi tersebut merupakan posisi netral yang tidak berpihak dan posisi aman untuk mengamati kondisi politik kampus secara langsung. Namun posisi-posisi tersebut tentu tidak menghalangi kader PKPT IPNU IPPNU untuk berpartisipasi dalam pengembangan diri mahasiswa, terutama diluar mata kuliah.

PKPT IPNU IPPNU sebagai organisasi kemasyarakatan

Hal ini tentu perlu program program yang mengarahkan kader untuk dapat terjun ke masyarakat, sebagaimana tiga pilar perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian.

Program pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan dengan membangun hubungan yang baik dan pembinaan di suatu desa yang membutuhkan. Tidak hanya itu, pengabdian masyarakat juga dapat berbentuk pengajaran kepada anak-anak terutama di TPQ yang membutuhkan tenaga pengajar.

Pengabdian tersebut minimal atau cukup dalam satu kawasan, entah setingkat desa, rukun tetangga, atau lembaga pendidikan TPQ. Diharapkan dengan adanya pengabdian tersebut, selain sebagai bentuk mengabdi dan mengamalkan ilmu yang dimiliki kepada masyarakat yang membutuhkan, juga sebagai bentuk syiar dakwah NU, IPNU, IPPNU.

Hal ini menjadi nilai plus tersendiri bagi PKPT IPNU IPPNU sebagai organisasi di kampus, yang mana anggotanya, dapat dikatakan, adalah orang-orang terpelajar atau para akademisi. Selain belajar juga mengamalkan ilmunya sehingga bermanfaat di masyarakat.

Hal tersebut juga sebagai bentuk latihan sebelum nantinya anggota tersebut kembali ke kampung halaman dan mengabdikan dirinya kepada masyarakat sehingga menjadi insan bermanfaat.

PKPT sebagai organisasi pengembangan minat bakat anggota

Selain sebagai organisasi kemasyarakatan, juga sebagai organisasi pegembangan minat bakat anggota. Pengembangan minat bakat tersebut dapat melalui berbagai program pelatihan diberbagai bidang. Seperti seni musik, public speaking, qira’at, kepenulisan dan sebagainya.

Selain berbentuk pelatihan, pastinya hasil-hasil dari pelatihan tersebut butuh panggung untuk dipraktikan dan kemudian dievaluasi. Panggung-panggung tersebut bisa melalui keikutsertaan di setiap kegiatan acara PKPT.

PKPT mampu membangun kerjasama

Sebagaimana PKPT mampu bekerjasama dengan instansi atau pihak lain yang berafiliasi dengan NU atau bidang terkait. Sebagaimana lembaga-lembaga yang ada di PCNU atau MWCNU. Pengembangan dalam hal ini berbentuk magang sekaligus membangun relasi ke setiap perangkat kepengurusan NU.

Kegiatan magang ini sebagai implementasi pengabdian sesuai minat yang ingin digeluti. Semisal bekerjasama dengan LFNU (Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama) untuk melatih para kader dalam bidang ru’yatul hilal. Atau dengan LDNU (Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama) yang bergerak dalam bidang dakwah sekaligus melatih public speaking kader.

Bisa juga bersama Lesbumi (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) melestarikan kesenian dan kebudayaan, baik seni musik, sastra, dan sejarah. Dan masih banyak lagi yang mana para kader dapat memaksimalkan kesempatan tersebut untuk mengembangkan diri di bawah naungan Nahdlatul Ulama.

Baca juga: Rutinan Kembali Dibuka: IPNU-IPPNU UIN Malang Refleksikan Niat Perjuangan Pendiri NU

PKPT IPNU IPPNU sebagai Ormas atau Organisasi Masyarakat kampus, diharapkan mampu menjalankan visi dan misi tidak hanya sebagai organisasi keterpelajaran yang fokus pada pendidikan.

Akan tetapi hadirnya PKPT IPNU IPPNU ini sebagai pembawa perubahan dengan menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi dan sebagai tempat menemukan keluarga baru bagi mahasiswa NU yang datang dari berbagai wilayah.

Penulis: Itmam Al-Ghazi

Editor: Ria Nabila S.

 

 

 

 

Rutinan Kembali Dibuka: IPNU-IPPNU UIN Malang Refleksikan Niat Perjuangan Pendiri NU

Previous article

Meriahkan Isra’ Mi’raj: PAKPT Hasyim Asyari Mengadakan Webinar dan Lomba Nasional

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Artikel